Pertanyaan 166 : Eny
Sore dok, saya mau ingin bertanya apakah benjolan yang berada di pertengahan halis kanan kiri saya berbahaya atau tidak..
Jawaban
Hai Eny …
Benjolan yang muncul pada dahi dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, mulai dari yang ringan hingga yang berat dan memerlukan penanganan khusus.
Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah:
- KISTA ATEROMA
Kista ateroma adalah kista yang biasa muncul pada kantong kecil di balik permukaan kulit yang berisi materi berisikan minyak. Kista ini memiliki nama lain kista sebasea, mengingat materi berminyak tersebut biasa keluar dari kelenjar sebasea.
Bentuk kista ateroma berupa tonjolan keras atau benjolan yang sering menyerang daerah wajah, kulit kepala, leher, atau lengan tubuh.
Kista ini terjadi ketika kelenjar keringat atau folikel rambut mengalami sumbatan. Mereka yang memiliki jerawat berpotensi besar terkena kista sebasea. Berdasarkan wilayah kulit yang mendapatkan gangguan ini, kista ateroma atau kista sebasea dibagi menjadi dua macam. Jika kista ini terdapat di lapisan atas dari sel-sel kulit maka dinamakan kista epidermal. Sementara jika kista ini terdapat di kantong sel folikel rambut, maka dinamakan kista pilar.
Kenapa Seseorang Bisa Terkena Kista Ateroma?
Kulit manusia memiliki permukaan kulit yang disebut epidermis. Epidermis merupakan lapisan tipis terluar dari kulit yang bertugas melindungi sel tubuh. Sel-sel ini akan terkelupas secara berkelanjutan. Kista ateroma terjadi ketika sel-sel ini tidak mengelupas, namun justru bergerak ke dalam kulit. Sel-sel epidermis ini kemudian membentuk dinding kista yang kemudian akan mengeluarkan protein keratin.Protein ini memiliki konsistensi kental berwarna kuning yang terkadang keluar dari kista. Pertumbuhan yang tidak normal dari keratin ini biasanya diakibatkan oleh kerusakan folikel rambut atau kelenjar minyak yang terletak di kulit.Tersumbatnya folikel rambut atau kelenjar minyak bisa diakibatkan adanya trauma pada daerah tersebut juga. Trauma seperti goresan, luka bedah, atau jerawat adalah beberapa jenis trauma yang mungkin menyebabkan kista ateroma. Kista ini tumbuh dalam waktu yang lama, yaitu sekitar beberapa bulan atau beberapa minggu setelah trauma terjadi.Kemungkinan lain yang bisa menyebabkan kista ateroma atau kista sebasea ini antara lain:- Adanya kerusakan pada sel-sel kulit yang diakibatkan prosedur operasi.
- Adanya faktor genetik, semisal sindrom Gardner atau sindrom nevus sel basal.
- Adanya kerusakan pada saluran kelenjar.
Bagaimana Menghadapi Kista Ateroma?
Secara umum, kista ateroma tidak membutuhkan tindakan penanganan apa pun selama tidak menimbulkan masalah yang mengganggu kesehatan seseorang. Di lain sisi, kista ini perlu ditangani jika sudah mengalami radang dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi penderita.
Gangguan kesehatan yang mungkin muncul akibat kista ini adalah bengkak atau kemunculan rasa sakit. Jika hal ini terjadi, maka perawatan di rumah mungkin bisa dilakukan. Caranya pun mudah saja, cukup letakkan kompres yang sudah dibasahi dengan air hangat dan diperas di atas kista. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat menguras mengalirkan isi kista ateroma keluar.
Meski perawatan rumah bisa dilakukan ketika kista mengalami pembengkakan dan menimbulkan rasa sakit, namun usahakan untuk tidak memencetnya seperti memencet jerawat. Jika kista ateroma kemudian menyebabkan peradangan dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi penderita, maka sebaiknya hubungi dokter.
Dokter kemungkinan akan memeriksa untuk memutuskan apakah kista tersebut akan dikeluarkan isinya atau disuntikkan steroid guna mengurangi pembengkakan. Tindakan lain yang mungkin dilakukan dokter adalah menghilangkannya dengan memakai laser. Hal ini digunakan terutama ketika kista ateroma berukuran besar atau terletak di daerah yang memengaruhi penampilan.
- KISTA DERMOID
Kista dermoid adalah tumor jinak berbentuk kantong yang berisi bermacam-macam struktur jaringan kulit, seperti kelenjar keringat, folikel rambut, jaringan saraf atau gigi. Kista muncul saat lahir dan dapat ditemukan di bawah permukaan kulit atau pada permukaan kulit. Kista dermoid biasanya tumbuh secara perlahan dengan bentuk benjolan keras berukuran sekitar 0,5 hingga 6 sentimeter.
Kista dermoid pada kulit dan lapisan terdalam kulit (subkutis) umumnya terjadi pada wajah, leher, atau kulit kepala. Selain pada kulit, kista ini juga dapat tumbuh pada tulang belakang, otak, rongga perut, atau indung telur. Namun hal tersebut jarang terjadi.
Kista dermoid terbentuk karena terperangkapnya jaringan pembentuk lapisan kulit pada tahap perkembangan embrio. Sekitar 40 persen kista dermoid pada kulit wajah, leher, dan badan dapat terdeteksi pada saat lahir, sementara sebagian besar lainnya terlihat dengan jelas pada usia lima tahun.
Kista dermoid pada bagian tubuh lainnya, seperti dalam rongga perut, tulang belakang, atau kepala dapat tumbuh kapan saja pada usia berapa pun. Untuk kista dermoid pada indung telur, umumnya ditemukan pada usia 15 hingga 40 tahun.Gejala Kista Dermoid
Kista dermoid berasal dari sel bawaan sejak lahir dan biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun. Gejala baru timbul jika kista semakin membesar hingga menekan organ lain.
Penyebab Kista Dermoid
Kista dermoid terjadi ketika susunan kulit berisi folikel rambut, kelenjar keringat, rambut, gigi, saraf, dan kelenjar minyak yang seharusnya berada di lapisan luar kulit justru tumbuh membentuk kantong di dalam kulit. Semua aktivitas kulit terjadi dalam kantong kista tersebut sehingga kista bertambah besar. Kista dermoid merupakan kelainan bawaan karena adanya gangguan dalam proses pembentukan organ dan jaringan saat bayi masih dalam kandungan.
Diagnosis Kista Dermoid
Setelah memeriksa area tumbuhnya kista dermoid, pemeriksaan lanjutan diperlukan untuk menegakkan diagnosis secara tepat. Pemeriksaan tersebut berupa foto Rontgen, CT scan, MRI, USG, atau metode pemindaian lain untuk melihat sejauh mana gangguan pada jaringan di sekitar kista, serta untuk menentukan tindakan pengobatan selanjutnya.
Pengobatan Kista Dermoid
Tujuan utama dari pengobatan kista dermoid adalah untuk menghilangkan kista tersebut sepenuhnya. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa menghilangkan kista dermoid harus dilakukan oleh dokter dan tidak boleh dilakukan sendiri karena berisiko tinggi menyebabkan infeksi, perdarahan atau komplikasi lainnya.Pengangkatan kista dermoid adalah melalui tindakan operasi. Sebelum operasi dilakukan, penderita perlu diperiksa kembali secara teliti, mengingat kandungan lemak dari kista dermoid dapat menyebar ke jaringan sekitarnya atau bagian lain, terutama jika kista sudah terinfeksi bakteri. Saat melakukan operasi, area kulit di sekitar kista dermoid dibersihkan terlebih dahulu, lalu diberi suntikan anestesi lokal. Selanjutnya, dilakukan sayatan untuk mengangkat kista tersebut seutuhnya.
Kista dermoid pada lokasi yang sulit (misalnya kista pada lidah) dapat dihilangkan dengan teknik bedah minimal invasive (minimally invasive surgical technique). Sementara dalam kasus kista dermoid indung telur, operasi dilakukan dengan cara bedah konvesional atau bedah minimal invasive dengan laparoskopi.
Komplikasi Kista Dermoid
Penanganan kista dermoid dengan tindakan operasi dapat menimbulkan beberapa komplikasi, di antaranya:
- Gangguan dalam menelan atau berbicara, pada kasus kista dermoid pada lidah.
- Masalah psikologi dan sosial pada anak, misalnya pada kista dermoid di wajah atau ujung hidung.
- Abses subdural pada tulang belakang (spinal subdural abscess) akibat infeksi bakteri dari kista dermoid di saluran sinus dermal (dermal sinus tract).
- Sakit kepala terus-menerus pasca kesembuhan, pada kasus kista dermoid di rongga tengkorak (intrakranial).
- LIPOMA
Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh secara lambat di antara kulit dan lapisan otot. Lipoma bisa bergerak atau bergeser jika ditekan dengan jari secara perlahan dan terasa lunak. Ketika ditekan, lipoma biasanya tidak menyebabkan rasa sakit. Kondisi ini lebih sering dialami oleh orang-orang paruh baya.Lipoma tidak memerlukan perawatan serius karena biasanya tidak berbahaya dan tidak bersifat kanker. Namun, operasi pengangkatan lipoma bisa dilakukan jika lipoma yang diderita tumbuh besar dan mulai menimbulkan rasa sakit. Sebagian pasien memiliki lebih dari satu lipoma.Gejala Lipoma
Lipoma bisa muncul di bagian tubuh manapun, namun umumnya muncul di area punggung, paha, leher, lengan, perut, atau bahu. Berikut ini adalah beberapa gejala atau tanda-tanda kemunculan lipoma:
- Lipoma biasanya memiliki diameter 1-3 cm. Lipoma dapat tumbuh dan menjadi lebih besar, namun umumnya diameternya tidak lebih dari 5 cm.
- Jika ditekan menggunakan jari, lipoma akan mudah bergerak, serta terasa lembek seperti karet.
- Jika lipoma tumbuh makin besar dan mengandung banyak pembuluh darah atau menekan saraf di sekitarnya, lipoma akan terasa sakit.
- Jika bertahan selama beberapa tahun, ukuran lipoma tidak akan berubah dan pertumbuhannya sangat lambat.
Lipoma bisa tumbuh lebih besar dan lebih dalam, namun hal ini jarang terjadi. Jika tumbuh benjolan di area tubuh manapun, segera temui dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Selain lipoma ada juga penyakit lain yang menyebabkan tumbuhnya benjolan berisi cairan (biasanya nanah) di bawah kulit yang disebut dengan kista. Terkadang agak susah untuk membedakan lipoma dengan kista. Berikut ini adalah beberapa ciri yang dapat membantu Anda membedakan antara lipoma dan kista:
- Jika disentuh, lipoma akan terasa lunak, sedangkan kista akan terasa keras.
- Lipoma terletak lebih dalam di bawah kulit, sedangkan kista dekat dengan permukaan kulit.
- Lipoma tidak menyebabkan peradangan pada kulit, sedangkan kista bisa menyebabkan kulit membengkak dan berwarna kemerahan.
Penyebab Lipoma
Penyebab pasti lipoma belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena lipoma, yaitu:
- Genetika atau keturunan.
- Umur. Walau lipoma bisa menimpa orang pada segala usia, kondisi ini lebih sering terjadi pada orang-orang yang berusia antara 40-60 tahun, dan jarang menimpa anak-anak.
- Menderita kondisi tertentu, misalnya menderita sindrom Cowden, sindrom Gardner, atau adiposis dolorosa.
Diagnosis Lipoma
Lipoma bisa didiagnosis melalui pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel jaringan untuk diteliti di laboratorium (biopsi). Untuk membedakan antara benjolan lipoma dan benjolan kista, dokter kemungkinan akan menyarankan pemeriksaan ultrasound.
Jika lipoma yang timbul memiliki bentuk yang tidak biasa, berukuran besar, dan terlihat lebih dalam dari jaringan lemak, pemeriksaan melalui CT atau MRI scan kemungkinan akan dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Jika lipoma tumbuh dengan cepat, terasa sakit dan tidak bergerak di bawah kulit, ada kemungkinan bahwa itu adalah liposarcoma atau tumor ganas yang tumbuh di jaringan lemak. Agar terhindar dari risiko yang lebih besar, sebaiknya segera menghubungi dokter agar dilakukan pemeriksaan.
Penanganan Lipoma
Lipoma seringkali tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, ada beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan jika lipoma menimbulkan rasa tidak nyaman, sakit atau mengganggu, dan terus berkembang.
Anda bisa melakukan sedot lemak untuk menyingkirkan gumpalan lemak di dalam lipoma. Pilihan pengobatan lainnya adalah dengan melakukan suntik steroid untuk menyusutkan lipoma. Namun cara ini biasanya tidak dapat menghilangkan lipoma secara total.
Cara terakhir dan paling banyak dilakukan adalah melalui operasi pengangkatan lipoma. Biasanya lipoma tidak akan tumbuh kembali setelah diangkat, namun bisa menimbulkan efek samping seperti memar dan bekas luka.
- ACNE / JERAWAT
Jerawat adalah masalah kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, leher, punggung, dan dada. Bintik-bintik tersebut dapat berkisar mulai dari yang ringan, seperti komedo hitam dan komedo putih, hingga bintik-bintik parah yang berisi nanah dan kista. Biasanya bintik-bintik yang tergolong parah tersebut akan meninggalkan bekas luka.Selain ditandai dengan gejala-gejala seperti kulit berminyak dan munculnya bintik-bintik, kadang-kadang jerawat juga menyebabkan kulit terasa panas dan sakit saat disentuh. Ada beberapa bagian pada tubuh yang biasa ditumbuhi jerawat dan yang paling umum adalah wajah. Jerawat merupakan kondisi yang umum, artinya sebagian besar orang pernah mengalaminya. - FURUNKEL / BISUL
Furunkel adalah radang kulit seperti bisul dimulai yang ditandai dengan radang folikel rambut (folikulitis) yang kemudian menjalar ke jaringan bawah sekitar dengan membentuk suatu abses
PenyebabSebagian besar furunkel disebabkan oleh kuman Staphylococcus Aureus.
Furunkel juga dapat disebabkan oleh bakteri dan jamur lain yang ada dipermukaan kulit. Furunkel dapat terjadi pada semua bagian tubuh. Tetapi paling sering terjadi dibagian tubuh yang berambut dan lembab seperti pada muka, leher, ketiak, tungkai bawah, dan dada. Beberapa furunkel dapat bergabung menjadi satu yang dinamakan Karbunkel.GejalaFurunkel ditandai dengan bengkak berwarna merah muda pada permukaan kulit. Semakin lama bengkak pada permukaan kulit ini akan terasa seperti balon berisi air. Rasa sakit disebabkan oleh pengerasan nanah dan jaringan mati di dalam furunkel. Adapun gejala utama furunkel adalah:- Adanya benjolan sebesar kacang polong atau lebih besar dari itu pada permukaan kulit.
- Adanya titik putih atau kuning pada benjolan tersebut yang berisi nanah.
- Menyebar dengan cepat.
- Kemerahan dikulit sekitar benjolan
- Gatal-gatal.
- FOLIKULITIS (peradangan saluran akar rambut)
Folikulitis adalah peradangan yang terjadi pada folikel rambut, yaitu lubang kecil pada kulit tempat rambut tumbuh.
Karena itu, penyakit ini tidak akan muncul pada telapak tangan atau telapak kaki.
Inflamasi ini termasuk salah satu penyakit kulit yang umum dan biasanya tidak serius. Berikut adalah beberapa jenis folikulitis yang dikategorikan berdasarkan penyebabnya:- Folikulitis pseudomonas, jenis folikulitis yang dialami oleh orang yang sering berendam dalam air hangat. Penyakit ini bisa muncul akibat air yang kurang bersih sehingga memicu pertumbuhan bakteri.
- Sycosis barbae, yaitu folikulitis kronis pada bagian wajah yang ditumbuhi jenggot.
- Folikulitis gram-negatif akibat penggunaan antibiotik jangka panjang untuk mengatasi jerawat.
- Pseudo-folliculitis atau folikulitis palsu. Kondisi kulit ini mirip dengan folikulitis, tapi tidak bernanah. Infeksi ini disebabkan oleh rambut yang tumbuh ke dalam.
Gejala-gejala Folikulitis
Pada folikel rambut yang mengalami peradangan akan muncul benjolan-benjolan kecil (mungkin sebesar jerawat) yang berisi nanah dan memiliki titik kuning pada bagian tengah. Benjolan tersebut terkadang pecah kemudian mengering dan membentuk koreng.Di samping benjolan, kulit umumnya akan memerah dan menjadi sensitif atau terasa sakit. Sensasi terbakar dan gatal juga terkadang menyertai munculnya folikulitis.
Folikulitis yang ringan jarang membutuhkan penanganan khusus dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, periksakanlah diri Anda ke dokter jika gejala tidak kunjung sembuh atau bertambah parah.
Penyebab di Balik Folikulitis
Penyebab utama folikulitis adalah infeksi pada folikel yang sebagian besar dipicu oleh bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri tersebut biasanya berada dalam hidung dan umumnya tidak mengganggu kesehatan. Namun jika folikel mengalami kerusakan, bakteri bisa masuk ke folikel rambut dan memicu infeksi.
Sejumlah faktor yang umumnya menyebabkan kerusakan pada folikel rambut adalah:
- Bercukur.
- Beberapa jenis kondisi kulit, seperti jerawat dan dermatitis.
- Gesekan pada kulit akibat pakaian yang ketat.
- Keringat yang berlebihan.
- Penggunaan steroid oles pada wajah.
- Kulit yang panas dan lembap, contohnya saat mengenakan sarung tangan karet atau sepatu bot.
Selain bakteri, folikulitis juga mungkin dipicu oleh infeksi akibat jamur maupun virus.
Faktor-faktor Risiko Folikulitis
Inflamasi ini bisa menyerang semua orang dari segala usia. Meski demikian, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko folikulitis pada sebagian orang. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
- Pernah mengalami kerusakan kulit, misalnya karena luka.
- Rentan terhadap infeksi, misalnya karena mengidap sistem kekebalan tubuh yang menurun akibat HIV.
- Obesitas atau kelebihan berat badan.
- Berendam dalam air yang tidak bersih.
Mencukur rambut atau kumis atau jenggot, berjerawat, sedang mengonsumsi obat antibiotik jangka panjang, menggunakan salep steroid, dan sering memakai baju atau celana yang sifatnya memerangkap keringat dan panas; hal-hal ini bukan saja menyebabkan kerusakan folikel rambut tapi juga meningkatkan risiko terjadinya folikulitis.
Proses Diagnosis Folikulitis
Folikulitis dapat didiagnosis melalui kondisi kulit pasien (khususnya benjolan yang muncul). Riwayat kesehatan pasien juga akan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan diagnosis.Dokter akan mengambil sampel nanah jika inflamasi tetap berlanjut meski pasien sudah menjalani pengobatan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan jenis bakteri yang memicu infeksi.
Langkah Pengobatan Folikulitis
Metode pengobatan untuk folikulitis ditentukan berdasarkan jenis dan tingkat keparahan kondisi pasien. Folikulitis yang termasuk ringan umumnya bisa sembuh dengan sendirinya dalam 1 minggu hingga 10 hari sehingga jarang yang membutuhkan penanganan khusus. Anda bisa mengoleskan krim pelembap dengan kandungan antibakteri. Ada juga beberapa cara sederhana lain yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu pemulihan dan mencegah inflamasi yang bertambah parah, seperti membersihkan kulit yang mengalami infeksi dengan sabun antibakteri, jangan mengenakan pakaian yang ketat, dan hindari bercukur pada kulit yang terinfeksi. Kompres air hangat juga akan bermanfaat.
Sementara pada folikulitis yang parah, tidak kunjung sembuh, atau kambuhan biasanya akan ditangani dengan beberapa obat oles dan obat minum. Sejumlah obat-obatan yang mungkin dianjurkan oleh dokter adalah antibiotik, obat antijamur, dan obat untuk mengurangi inflamasi.
Komplikasi Akibat Folikulitis
Folikulitis jarang menyebabkan komplikasi. Namun jika dibiarkan atau tidak ditangani dengan seksama, penyakit ini dapat kambuh berulang kali dan berpotensi memicu komplikasi seperti:
- Infeksi yang menyebar.
- Terbentuknya bisul-bisul di bawah lapisan kulit.
- Bercak-bercak infeksi pada kulit yang luas dan terasa gatal.
- Kerusakan kulit (seperti bekas luka atau jaringan parut atau flek hitam), kerusakan folikel, dan kebotakan permanen.
Langkah Pencegahan Folikulitis
Dalam pencegahan folikulitis, menjaga kebersihan kulit merupakan langkah utama. Contohnya dengan cara:
- Menjaga kelembapan kulit.
- Memastikan agar kulit tetap kering dan sehat.
- Berhati-hatilah saat bercukur. Gunakan krim, sabun, atau jel sebagai pelicin agar kulit tidak luka. Jangan lupa memakai pelembap setelahnya.
- Hindari penggunaan rutin produk-produk antiseptik karena dapat membuat kulit kering.
- Hindari pakaian yang ketat.
- Pastikan kebersihan air yang digunakan untuk berendam.
- MOLLUSCUM CONTAGIOSUM
Penyakit molluscum contagiosum merupakan infeksi pada kulit yang ditandai dengan tumbuhnya bintil seukuran biji kacang hijau pada permukaan kulit.
Bintil ini biasanya terasa agak keras.
Kelompok usia yang paling rentan terkena molluscum adalah anak-anak dan remaja. Orang dewasa yang aktif secara seksual pun berisiko terkena kondisi ini. Selain itu, molluscum juga dapat dialami oleh mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah dan bagi mereka yang memiliki kondisi kulit yang mendasari, seperti dermatitis atopik. Molluscum contagiosum merupakan kondisi yang mudah dikenali. Selain itu, penanganan molluscum contagiosum pun tergolong sangat sederhana, dan umumnya tidak membutuhkan obat-obatan karena dapat hilang atau sembuh dengan sendirinya. Jangka waktu penyembuhan biasanya berkisar antara enam bulan hingga satu setengah tahun.Gejala Molluscum Contagiosum
Penyakit molluscum contagiosum bisa dikenali dari tanda-tanda berikut ini:
- Munculnya bintil-bintil pada permukaan kulit.
- Umumnya bintil tersebut kecil (seukuran biji kacang hijau).
- Puncak bintil terlihat seperti cekungan, bahkan ada yang seperti memiliki titik.
- Beberapa bintil ada yang terasa gatal.
- Bintil mudah menyebar ke area kulit lainnya dan mudah menular pada orang lain.
- Jika pecah, akan keluar cairan putih kekuningan. Cairan ini dapat menularkan molluscum contagiosum.
- Kadang-kadang ketika akan sembuh, bintil bisa menyebabkan kulit menjadi kemerahan dan mengalami pembengkakan ringan meskipun tidak terasa menyakitkan.
Jumlah bintil yang tumbuh biasanya sekitar 20 hingga 30. Namun pada orang dengan imunitas yang rendah, jumlahnya bisa melebihi itu.Bintil dapat tumbuh pada berbagai area atau bagian tubuh. Pada anak-anak, umumnya bintil tumbuh di sekitar lengan, perut, dada, leher, dan wajah. Sedangkan pada orang dewasa, bintil umumnya tumbuh di tubuh bagian bawah akibat aktivitas seksual. Misalnya area perut bawah, alat kelamin, bokong, serta lipat paha. Pada kasus yang jarang terjadi, bintil molluscum contagiosum ada yang tumbuh di sekitar kelopak mata, rongga mulut, telapak kaki, dan telapak tangan.
Penyebab Molluscum Contagiosum
Molluscum contagiosum disebabkan oleh virus yang memiliki nama yang sama. Virus molluscum contagiosum masuk ke dalam kelompok poxvirus yang menyerang sel kulit manusia.Seseorang bisa tertular molluscum contagiosum apabila bersentuhan langsung dengan kulit penderita dan menyentuh atau menggunakan barang-barang yang sebelumnya telah digunakan oleh penderita. Pada orang dewasa, molluscum contagiosum bisa ditularkan melalui aktivitas seksual.
Diagnosis Molluscum Contagiosum
Secara kasat mata, molluscum contagiosum mudah sekali dikenali. Hanya dengan melihat bentuk bintil yang tumbuh pada kulit, biasanya dokter sudah dapat mendiagnosis penyakit ini, tanpa perlu melakukan pemeriksaan lanjutan. Namun, jika dicurigai bahwa bintil tersebut bukan molluscum contagiosum, dapat dilakukan biopsi, yaitu pemeriksaan dengan cara mengambil sampel kulit yang mengalami kelainan, lalu menelitinya dengan menggunakan mikroskop.
Pengobatan Molluscum Contagiosum
Molluscum contagiosum dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Biasanya jangka waktu pulih berkisar antara enam bulan hingga satu setengah tahun.Umumnya dokter tidak akan menyarankan metode pengobatan apa pun terhadap penderita yang masih kanak-kanak, baik itu dengan obat-obatan (misalnya salep) maupun operasi. Hal tersebut dikarenakan anak-anak tidak memiliki aktivitas sesibuk remaja atau orang dewasa, sehingga interaksi sosial mereka masih dapat dibatasi untuk mencegah penularan. Selain itu, pengobatan molluscum contagiosum terasa menyakitkan. Dikhawatirkan rasa sakit tersebut tidak bisa diterima oleh anak-anak dan membuat mereka menjadi rewel.
Sedangkan pada orang dewasa, keberadaan molluscum contagiosum bisa saja mengganggu aktivitas mereka, seperti bekerja, berolahraga, dan bersosialisasi. Tidak sedikit orang dewasa yang merasa kurang percaya diri dengan penampilan mereka akibat tumbuhnya bintil-bintil ini.
Berikut ini adalah obat-obatan yang dapat digunakan untuk menangani molluscum contagiosum, di antaranya:
- Benzoyl peroxide, yakni obat kulit yang berbentuk gel atau krim. Obat ini umumnya digunakan untuk mengobati jerawat, namun dapat juga digunakan untuk molluscum contagiosum. Ada benzoyl peroxide yang dapat dibeli langsung di apotek, namun ada juga yang harus dengan resep dokter. Efek samping penggunaan obat ini tergolong ringan, mulai dari pengelupasan kulit, kulit kering dan tampak kemerahan, perih, hingga rasa gatal. Benzoyl peroxide dapat membuat kulit menjadi lebih sesitif terhadap sinar matahari.
- Potassium hydroxide, yakni obat kulit yang dapat mengatasi molluscum contagiosumdengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan virusnya. Obat ini biasanya tersedia dalam bentuk cair. Efek samping potassium hydroxide di antaranya adalah rasa gatal, pembengkakan dan pengelupasan pada kulit, serta rasa perih.
- Tretinoin, yakni obat kulit yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Obat ini juga biasanya dipakai untuk mengobati jerawat, namun dapat juga untuk menangani molluscum contagiosum. Tretinoin tersedia dalam bentuk krim dan gel. Efek samping penggunaan tretinoin yang umum adalah sensasi menyengat pada kulit dan iritasi ringan. Sama seperti benzoyl peroxide, tretinoin dapat membuat kulit penggunanya menjadi sensitif terhadap sinar matahari. Tretinoin tidak boleh digunakan oleh ibu hamil, karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin.
- Imiquimod, yaitu obat molluscum contagiosum berbentuk krim. Sama seperti potassium hydroxide, imiquimod membunuh virus molluscum contagiosum dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh. Efek samping dari penggunaan imiquimod yang mungkin terjadi adalah sakit kepala, gatal, perih, pembengkakan, serta pengelupasan kulit.
- Podophylloxin, yakni obat berbentuk cair atau krim yang biasanya digunakan untuk mengobati molluscum contagiosum pada area kelamin. Obat ini bekerja dengan cara meracuni sel-sel virus molluscum contagiosum. Efek samping penggunaan podophylloxim tergolong ringan, yaitu rasa gatal dan perih pada kulit.
Pengobatan Molluscum Contagiosum dengan Metode Lainnya
Selain dengan obat-obatan, molluscum contagiosum juga bisa dihilangkan dengan menggunakan metode lain, di antaranya:- Terapi laser. Dalam metode ini, sel-sel molluscum contagiosum akan dimusnahkan dengan sinar laser
- Cryotherapy. Dalam metode ini, molluscum contagiosum akan diangkat dengan terlebih dahulu dibekukan menggunakan nitrogen cair.
- Scraping. Dalam metode ini, molluscum contagiosum akan dihilangkan dengan menggunakan alat pengikis yang terbuat dari logam.
- Diathermy. Energi panas akan akan digunakan untuk menghilangkan bintil molluscum contagiosum di kulit.
Komplikasi Molluscum Contagiosum
Meski tergolong ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi umumnya terjadi jika kita berusaha menghilangkan bintil molluscum contagiosum dengan cara menggaruk atau memencetnya, sehingga menimbulkan luka. Bakteri yang masuk dari luka inilah yang menyebabkan infeksi sekunder dan komplikasi lebih lanjut.Beberapa komplikasi akibat molluscum contagiosum adalah:
- Konjungtivitis, yakni peradangan pada lapisan mata paling luar mata. Komplikasi ini terjadi jika molluscum contagiosum tumbuh pada kelopak mata. Gejala konjungtivitas adalah mata memerah, berair, atau bengkak.
- Keratitis, yakni infeksi pada bagian kornea. Sama seperti konjungtivis, komplikasi ini terjadi akibat molluscum contagiosum yang tumbuh pada kelopak mata. Penderita keratitis akan merasakan mata mereka sensitif pada cahaya. Gejala lainnya adalah rasa sakit pada mata dan penglihatan menjadi buram.
- Jaringan parut atau bekas luka pada kulit yang terkena molluscum contagiosum.
- Infeksi bakteri.
Pencegahan Molluscum Contagiosum
Karena molluscum contagiosum dapat menyebar ke area tubuh lainnya dan juga menular pada orang lain, cara yang bisa kita lakukan agar tidak terjadi penyebaran dan penularan di antaranya adalah dengan tidak menyentuh atau menggaruk bagian yang terkena molluscum contagiosum, menutup bagian tersebut dengan plester, dan selalu menjaga kebersihan tangan. Sangat dianjurkan untuk tidak memencet atau menggaruk bintil molluscum contagiosum. Selain menimbulkan rasa sakit, juga akan meninggalkan jaringan parut atau bekas luka. Perdarahan yang terjadi akibat memencet bintil tersebut juga dapat meningkatkan risiko penyebaran ke area tubuh lainnya. Dianjurkan juga untuk menutupi bagian tubuh yang terinfeksi molluscum contagiosum dengan kain setiap saat.
Bagi orang-orang yang ada di sekitar penderita molluscum contagiosum, dianjurkan untuk tidak menyentuh kulit penderita, tidak memakai benda yang sebelumnya digunakan oleh penderita (pakaian, handuk, seprai, atau sisir), serta tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita.
- dll
Benjolan tersebut berbahaya atau tidak sangat bergantung pada apa penyebab yang mendasari. Sebaiknya Anda memeriksakan diri ke Dokter untuk memastikan penyebabnya.
Diperlukan pemeriksaan fisik secara tatap muka oleh Dokter untuk menilai benjolan yang muncul (bentuk, ukuran, konsistensi, melekat pada dasar atau tidak, apakah disertai rasa nyeri/gatal dll).
Jika diperlukan Dokter akan menganjurkan pemeriksaan penunjang seperti biopsi dan lainnya.
Penanganan yang tepat akan dapat diberikan sesuai dengan penyebabnya.
Beberapa anjuran yang dapat dilakukan:
- Membersihkan wajah termasuk area dahi dengan sabun cloris lembut dan air hangat 2 kali sehari
- Hindari memencet/menekan benjolan yang muncul
- Konsumsi banyak buah dan sayur untuk mencukupi nutrisi kulit
- Hindari makanan yang bersifat terlalu pedas atau berminyak
- Cukup istirahat dan cukup tidur
Demikian semoga bermanfaat.